Hi, there! Pada
postingan kali ini aku akan sharing ke teman-teman di sini mengenai
keikutsertaanku pada Seleksi Bina Antarbudaya. Bina Antarbudaya merupakan
program pertukaran pelajar yang dikhususkan untuk siswa kelas X SMA/ SMK atau
sederajat. Program ini terdiri dari AFS Program, YES Program, dan Short Program.
Aku mengetahui program pertukaran pelajar ini dari kakak-kakak kelasku di sekolah yang sebelumnya pernah mengikuti program ini, ada yang ke Belanda, Jepang, dan Swiss. Sewaktu sosialisasi di kelas, mereka menceritakan apa saja pengalaman yang mereka dapatkan selama hidup satu tahun di negara orang. Mereka juga menampilkan PowerPoint yang berisikan foto-foto selama di sana serta memberikan informasi mengenai seleksi. Di sana aku mulai tertarik untuk mencoba ikut seleksi ini. Lagi pula nggak ada salahnya ‘kan mencoba?
Bina Antarbudaya ini
memiliki chapter-chapter di beberapa daerah di Indonesia. Sesuai dengan tanggal
yang sudah ditentukan, kita bisa mendatangi chapter terdekat untuk membeli PIN
pendaftaran yang digunakan untuk sign in dan mengisi Formulir Online
Registration pada website Pendaftaran Bina Antarbudaya.
Seminggu sebelum tes
tahap I, aku dapat email dari chapter Banjarmasin mengenai hal-hal yang
menyangkut tes. Di sana tertulis tes dilaksanakan tanggal 27 April 2014 mulai
dari pukul 9 pagi sampai 4 sore. I was so shocked at that time, kok lama banget
pikirku. Ternyata tes tahap pertama terbagi menjadi tiga,
yaitu tes pengetahuan umum, tes bahasa Inggris, dan esai bahasa Indonesia.
Tips #1 untuk tes
pengetahuan umum, perbanyaklah membaca! Pada tahap ini pertanyaan yang
diberikan cukup beraneka ragam, mulai dari nama suatu tempat yang
menyelenggarakan event-event tertentu, tempat berkedudukan FIFA, jumlah bidak
dalam permainan catur, mencari tahu siapa pemilik dari kutipan yang sudah
disediakan, urutan planet, mata uang suatu negara, ibu kota negara, sampai hari-hari
peringatan seperti hari Bumi. Kalau menurut aku pertanyaannya benar-benar umum,
kebanyakan dari mereka merupakan soal-soal IPA dan IPS dari SD atau SMP. Kalian
bisa baca RPUL atau searching di internet soal-soal pengetahuan umum, there’s
bunch of it out there!
Setelah break 15
menit dari tes pengetahuan umum, pada sesi selanjutnya ada tes bahasa
Inggris yang terbagi menjadi Reading Comprehension, Structure and
Grammar, dan Vocabulary. Tips #2 untuk tes bahasa Inggris ini
perbanyaklah mengetahui dan mempelajari kosakata karena akan sangat membantu
dalam mengerjakan soal, terutama bagian vocabulary. Untuk Reading Comprehension
dan Structure and Grammar, biasakanlah membaca teks dalam bahasa Inggris
seperti berita. Kalian bisa cari berita dalam bahasa Inggris di media sosial
seperti twitter atau langsung ke website-nya. Selain itu silakan latihan
soal-soal juga, ya.
Setelah tes bahasa
Inggris selesai, kita diberikan waktu istirahat yang cukup lama untuk makan dan
minum serta solat. Tips #3 seandainya di sekitar chapter tempat tes tidak ada
atau jauh dengan rumah makan, kalian bisa bawa makanan dan minuman sendiri dari
rumah. Bakalan capek banget lho di sana hampir seharian berkutik dengan kertas,
don’t forget your tummy!
Tes yang ketiga
adalah mengarang (esai bahasa Indonesia) dengan minimal satu setengah
halaman folio. Pada tahap ini kita disuruh memilih satu dari tiga pilihan topik
yang akan kita bahas pada esai kita. Nanti akan disediakan kertas buram untuk
merancang tulisan-tulisan kita dan kertas folio yang merupakan media kita untuk
menuliskan esainya nanti. Tips #4 cukup tuliskan point-point-nya saja pada
kertas buram, jangan terlalu fokus untuk menulis semua di sana cuma karena
takut salah tulis di folio, you may not have enough time to write it
again. Tips #5 latihan menulis esai mulai dari sekarang! Perhatikan
strukturnya–introduction, isi dan penutup– pemilihan kata, judul, dan argumen
yang bagus.
***
I wasn’t expected to
pass the test mengingat bagaimana aku mengerjakan soal-soal yang diberikan–I
honestly kept cursing at the question because I forget about the answer or I
just really don’t know about it, he he, jangan ditiru ya!
Pada tanggal 10 Mei 2014,
aku disuruh temanku untuk membuka inbox karena pihak dari chapter Banjarmasin
sudah memberikan informasi mengenai peserta yang berhasil lulus untuk lanjut ke
tes tahap II. I wasn’t so sure at first tapi ternyata di antara beberapa
peserta yang lulus terselip namaku di sana! Wah, kaget! Senang! Dan yang pasti
bangga dan bersyukur dengan kemampuanku sendiri. Bagiku ini bukan sekadar
kesempatan yang harus dicoba, tapi juga pengalaman yang nggak boleh ditolak.
Di email yang aku
terima termuat persyaratan atau berkas-berkas apa saja yang harus dipenuhi
untuk mengikuti tes tahap II, seperti salinan ijazah, rapor, akte kelahiran,
paspor, pas poto serta surat rekomendasi dari Kepala Sekolah, dll.
Tes tahap kedua ini
adalah wawancara yang terbagi lagi menjadi wawancara dalam
bahasa Inggris dan wawancara dalam bahasa Indonesia. Aku sempat browsing
mengenai tes tahap II ini, katanya tes yang satu ini bakalan menguras pikiran
karena di sana mereka akan mencari tahu kepribadian kita, terutama pada
wawancara bahasa Indonesia. Pengalaman aku sendiri, di antara kedua tes, yang
menguras pikiran adalah wawancara bahasa Inggris karena aku belum terlalu
lancar dan masih suka mikir lama kalau mau jawab. Tips #6 Nggak masalah kalau
kamu nggak lancar bahasa Inggris, nggak usah takut! Yang pasti usaha dulu mau
ngejawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Tetap percaya diri dan optimis
untuk meyakinkan mereka kalau kamu benar-benar niat. Aku sendiri waktu itu ada
salah kata dan langsung beliau perbaiki, jadi nggak usah takut salah. Untuk
wawancara bahasa Indonesia, Alhamdulillah lancar dan selama wawancara aku nggak
ngerasa nervous atau bingung, malah enjoy banget! Apalagi pewawancaranya waktu
itu ramah, keren, dan friendly juga–jadi aku kayak lagi sharing sama beliau
layaknya teman baru.
Pada wawancara
bahasa Inggris pertama-tama kita diminta untuk memperkenalkan diri
secara singkat, kemudian pewawancara menanyakan seputar aktivitas
kesehariaanku, dan masih banyak lagi. Lalu aku juga ditanyai oleh pewawancara
seperti ini, “Bagaimana kamu melihat dirimu untuk sepuluh tahun yang akan
datang?”, “Bagaimana jadinya kamu jika kamu ikut AFS atau tidak?” “Siapa saja
tokoh AFS yang kamu ketahui?”. Aku juga diminta untuk memberikan pendapat
mengenai permasalahan yang terjadi di Indonesia dan bagaimana cara kita
menyikapi hal tersebut terutama jika disinggung orang lain saat kita berada di
negara orang.
Selain itu, aku juga
ditanyai negara mana yang ingin dituju, aku pun menjawab kalau aku ingin ke
Perancis. Kemudian respon beliau, “Why?”. Beliau pun bercerita bahwa peminat ke
Perancis banyak sedangkan mereka belum pernah mengirimkan peserta ke sana. Nah,
di sana aku mau banget jawab, “So let me be the first one.” Tapi ya nggak
mungkin ‘kan? Malah dikira kepedean terus langsung dicoret, ha ha. Jadi aku
cuma manggut-manggut dan nyengir. Tips #7 Jangan lupa senyum or at least
jangan pasang muka kurang semangat selama wawancara! Kemudian jangan lupa juga
kalau kontak mata itu penting, jangan sampai nanti kamu kebingungan mau jawab
apa mata malah ke sana ke mari.
Lanjut ke wawancara
yang kedua yaitu wawancara bahasa Indonesia (kita dipanggil
secara acak–bisa bahasa Inggris duluan atau bahasa Indonesia duluan– jadi harus
selalu siap kalau mau dipanggil). Pada wawancara ini pewawancara ingin
mengetahui kepribadian dan minat kamu lebih dalam lagi. Berbeda dengan
wawancara bahasa Inggris yang memberikan kita waktu semenit untuk men-describe
diri kita, pada wawancara bahasa Indonesia ini kita diminta untuk
memperkenalkan diri sepuas kita. Tips #8 Kalau menurut aku silakan saja kalau
kalian mau memberikan rincian apa saja tentang diri kalian, asalkan siap kalau
nanti akan dibahas dan ditanyai lebih lanjut. Karena itu, untuk wawancara ini
berbicaralah dengan jujur.
Karena AFS ini
mencari future leader, maka bahasan selanjutnya aku diminta untuk menceritakan
pengalaman-pengalaman aku dalam sebuah organisasi atau saat kerja kelompok di
sekolah. Setelah itu mereka menanyakan tugas rumah kita dari orang tua dan
bagaimana kita menjalankannya. Kemudian barulah disinggung soal topik yang
sedang banyak diperbincangkan orang-orang atau media saat itu. Tips #9 Sebelum
tes coba baca berita-berita di koran atau media mana saja.
Di sini mereka juga
menanyakan negara tujuan utama beserta alasannya. Nah, di sini yang aku agak
blank karena aku cuma ingin ke Perancis (BECAUSE I WANT TO SEE EIFFEL EVERYDAY
AND IT’S FRANCE SO WHY NOT?) dan sebelumnya aku nggak cari tahu mengenai
pendidikan di sana yang bisa aku jadikan alasan kenapa aku harus memilih negara
itu–mengingat salah satu temanku menyusun semua negara pilihannya berdasarkan
kualitas pendidikan, sedangkan aku memilih secara acak karena nggak terlalu
niat, he he ya ampun jangan ditiru lagi ya akunya, kalau bisa dipersiapkan
beserta alasannya.
Setelah itu kita
ditanyai kesiapan kita menjalani satu tahun di negara orang, bagaimana dukungan
orang tua terhadap program ini, bagaimana cara kita menyikapi sebagai seorang
muslim yang mungkin di sana kita tidak tahu makanan yang kita makan halal atau
haram, dan sebagainya. Sebelum selesai, aku sempat ditanyai, “Nanti kalau ada
cowok Perancis yang naksir, mau pacaran nggak?” yang cuma bisa aku jawab sambil
ketawa kecil, “Tergantung.” Kemudian aku pamit dan mereka melontarkan kata-kata
semoga sukses dan tetap berdoa untuk hasil yang terbaik. Oh iya, Tips #10
jangan lupa ya sebelum memasuki ruangan wawancara senyum, karena kesan pertama
itu penting! :)
Setelah ke luar
ruangan, aku lega, banget. Nggak tahu mau ngomong apa, tapi aku puas dengan apa
yang sudah aku berikan untuk diri aku sendiri. Aku menganggap apa yang sudah
aku lewati sebelum ini merupakan latihan wawancara kerjaku nanti, pengalaman
yang bermanfaat bukan? Di sini aku bisa tahu apa saja dari diri aku yang harus
ditingkatkan, bagaimana mengontrol diri agar tidak gugup dan bagaimana cara
berinteraksi dengan baik dengan orang lain.
***
Lagi-lagi aku nggak
berharap lebih untuk lulus pada tes tahap II, apalagi karena mama yang kurang
mendukung. Tanggal 30 Mei 2014 aku dapat email berupa pengumuman hasil seleksi
tahap II dan disana tercantum kembali namaku, kali ini di antara 8 peserta. Peserta
yang lulus ke sini semakin sedikit dan mereka yang aku kenal di sana adalah
orang-orang yang hebat di organisasi dan berprestasi di sekolah. Persaingan di
sini semakin ketat, dan tes yang ada berupa dinamika kelompok. Kita
akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan diminta untuk melakukan apa yang
sudah diperintahkan.
Aku nggak akan
membahas men-detail mengenai apa saja yang ada pada tahap III ini, yang pasti
aku rasa di sini kita akan di nilai per-individu bagaimana kita bersosialisasi
pada sebuah kelompok. Kita akan diawasi dengan banyak orang di sana. Tips #11
dari aku berikanlah kemampuan yang terbaik kalau kamu benar-benar menginginkan
program ini memilih kamu. Tapi ingat, jangan berlebihan maupun kekurangan dalam
melaksanakan misi yang satu ini.
***
Pengumuman siapa saja
yang berhasil lulus pada tahap III cukup lama dari tahap-tahap sebelumnya. Baru
setelah beberapa bulan kemudian peserta yang lulus menerima email dari pihak
chapter Banjarmasin. The bad thing that’s also the good thing is I didn’t
receive the email which is mean I didn’t pass the 3rd step.
Tapi seperti yang aku bilang bahwa ini merupakan hal yang baik karena ini
merupakan takdir yang harus aku terima, mungkin Tuhan cuma kasih aku kesempatan
untuk sampai ke tahap III. Dan jujur, ada kepuasan tersendiri di diri aku
dengan semua tes yang sudah aku lewati. Lulus atau tidak merupakan hasil yang
memang harus kita terima pada akhirnya. Pengalaman dan pelajaran yang kita
dapat selama mengikuti tes adalah hal yang luar biasa.
Mungkin ini memang
bukan jalan untuk aku. Mungkin saja Tuhan mempunyai rencana yang lebih baik dan
tepat untuk kehidupanku kedepannya. Kita tidak pernah tahu rencana-Nya 'kan?
Aku percaya bahwa masih banyak pintu yang terbuka lebar untuk aku, selagi aku
masih mau berusaha dan meyakinkan diri kalau aku dapat mewujudkan apa pun yang
aku inginkan.
Untuk teman-teman
yang ingin mengikuti program ini atau apa saja hal baru yang ingin kalian coba,
jangan lupa selain berusaha, kita juga harus berdoa–meminta yang terbaik untuk
hidup kita baik di dunia maupun di akhirat–selebihnya barulah kita serahkan
semuanya kepada Tuhan.
Baiklah, itu saja
dari aku mengenai pengalaman mengikuti tahapan seleksi Bina Antarbudaya: AFS.
Semoga postingan yang ada bermanfaat dan memberikan inspirasi untuk kalian
semua. Untuk mengakhiri postingan ini, ada kutipan untuk kalian para pemimpi di
luar sana,
“Explore more of the world so that you
are not stuck in your own. The more you learn, the more you grow.”
***
If y’all
have any question or want to share the same thing like me, feel free to leave
them here or contact me via ASKfm @salsashf, I’ll answer if I have the time!
Thank you for visiting, I hope you have a great day!
halo shafa! salam kenal :D kita punya pengalaman tes afs yang kurang lebih sama loh.
BalasHapusjangan lupa mampir ke hanadynta.blogspot.com ya :)
Wah, kamu lulus ya? Selamat ya, semoga sukses!
HapusSalam kenal ya :) makasi kak udh bagi2 pengalamanx :) thn ini aku ikut seleksi awalnya gugup tapi stlh baca ini jd lumayan lah ^w^
BalasHapusHalo, Anon! Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini, hehe. Semangat ya tesnya, semoga lancar! Good luck ;)
HapusSalam kenal, Shafa!
BalasHapusTerima kasih sudah mau berbagi pengalaman ya,
Oya! Aku sudah lulus seleksi tahap pertama, doakan smga aku lulus yaaa. Have a nice day!
Wah, selamat ya! I enjoyed being told :). Semoga lancar ya tes selanjutnya. Bonne chance!
HapusKak shafa kenapa ijut tes AFS kenapa gak YES aja. ..? Lagi pula tes AFS kan membayar ... Di jawab ya kak ... Keppo soalnya ..terimakasih
BalasHapusHalo, Dewi. YES cuma untuk negara Amerika Serikat, dan sewaktu itu aku lebih menaruh minat ke Perancis, Belanda, atau Jepang –yang disediakan pada program AFS. Semoga terjawab ya pertanyaannya.
HapusKAK,, mau daftar formulir yang diinternet itu, yang kelengkapan data cuma dikasih waktu 2 minggu yah? kak tes tahap seleksi kedua itu ditempat chapternya yah? bukan dionlane kan?
BalasHapusAku lupa berapa lama yang pasti memang sudah dikasih tahu batasan perlengkapannya. Semua seleksi diadakan di chapter masing-masing, pendaftaran aja yang online.
Hapuskak apa yanG membedakan AFS YEARS Program SAMA Kennedy Lugar- YES? selain yang membedakan klo lugar yes hanya Amerika?
BalasHapusBearti bener yah kak klo AFS YEARS PROGRAM itu BAYAR SENDIRI, tapi kalo LUGAR YES ITU GRATIS?
Iya, AFS bayar sedangkan YES gratis. Kalau tidak salah, setelah lulus dari chapter tempat kita tes kalau YES akan dites lagi di pusat.
HapusHalo kak aku mau nanya nih waktu kakak tes afs itu english sama pengetahuan kakak udah lancar banget blm sih ka? Aku pengen nyoba ikut test ini tapi masih ragu2 gara2 keterbatasan yg aku punya itu masih ancur lah bahasanya kak haha jdi gimana ya kak sarannya juga biar bisa pede hehe makasih ka
BalasHapusHi, Vanessa! Tbh, waktu menjawab soal-soal pengetahuan umum maupun soal-soal bahasa Inggris aku banyak mengumpat karena nggak tahu jawabannya, haha. Yang pasti jawab ajalah sebisanya, kalau nggak tahu jawab aja asal toh nggak ada sistem minus juga! :)
HapusKemampuan berbahasa Inggrisku waktu itu pun masih jelek banget—apalagi dibandingkan teman-teman lain yang rata-rata anak debat di sekolah!
Seperti yang aku sudah bilang di atas, nggak ada salahnya mencoba. Kalau kamu serius kan bisa belajar dari sekarang. Untuk tips-tipsnya sudah aku kasih banyak tuh, coba baca lagi ya! Pokoknya pede aja lah nggak usah minder, yakinin diri kamu kalau bisa! x
hallo kak aku mau nanya ntar kalau kita berhasil sekolah kita di indo gimana yah? thankyou
BalasHapusSekolah yang di Indonesia pause dulu, nanti lanjut lagi setelah balik dari sana. Jadi bisa dibilang masa SMA-nya 4 tahun.
HapusKak aku mau minta contoh untuk surat rekomendasi ada gak kak soalnya aku bingung itu harus gimana
BalasHapusLoh, surat rekomendasi bukannya sudah disediakan sama mereka ya, kita tinggal isi aja.
HapusHai kak, aku mau nanya. apa kakak anak osis dulunya? Kalo bukan anak osis, kira2 ada bakal ada kesempatan ga kak? Karena katanya kalo anak osis, itu bisa jadi keuntungan, tapi sayangnya aku bukan anak osis
BalasHapusNoooo aku bukan anak OSIS kok! Yang pasti sih mereka ngeliat jiwa kepemimpinan kita :)
HapusKak gimana kalau kita gk tau apa bakat kita?
BalasHapusKak gimana kalau kita gk tau apa bakat kita?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskak menginspirasi banget ceritanya... makasih udah cerita pengalaman.. suka abnget sama kalimat keterima atu nggak itu nggk penting yang penting udah usaha...
BalasHapuskeren kak pengalamannya sangat mengispirasi :')
BalasHapusAfs waktu aku isi formulir ada yang 100jt dan 75jt
Hapuskak mau tanya kalau biaya untuk AFS itu berapa yah?
BalasHapuskak mau tanya kalau biaya untuk AFS itu berapa yah?
BalasHapusKak mau nanya Belajar Pengetahuan Umumnya dmn ya kak? (Kak kalau di internet boleh kasih link) kalau aplikasi kasi namanya kak
BalasHapuskak, aku pengen banget ikut program ini. tapi sayangnya aku tidak punya prestasi apapun, apalagi saat pandemi seperti ini, jarang ada lomba olahraga (mengingat aku hanya mengikuti eskul olahraga disekolah). dan aku bukan anak osis juga. apa ada kesempatan ya kak?
BalasHapuskalau boleh tau kakak melampirkan sertivikat lomba apa ya? aku tidak memiliki prestasi apapun, padahal aku ingin sekali mengikuti program ini..
BalasHapuskak aku mau nanya, untuk program YES yang sekarang kalau di websitenya mengatakan bahwa kita lulus untuk seleksi berkas, tapi gak terima emailnya, itu termasuk lulus atau nggak sih kak?ðŸ˜ðŸ˜
BalasHapus